BAB XII (PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI)
PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
Manajer senatiasa mengantisipasi perubahan-perubahan dalam lingkungan yang akan mensyaratkan penyesuaian-penyesuaian disain organisasi diwaktu
yang akan datang. Perubahan-perubahan dalam lingkungan organisasi
dapat disebabkan oleh kekuatan internal dan kekuatan eksternal.
Berbagai kekuatan eksternal dapat menekan organisasi untuk mengubah
tujuan, struktur dan operasinya. Sedangkan perubahan dari faktor
seperti tujuan, kebijakan manajer, sikap karyawan, strategi dan
teknologi baru juga dapat merubah organisasi.
Cara Penanganan Perubahan
Cara menangani perubahan organisasi memerlukan pendekatan. Cara pertama adalah konsep perubahan reaktif dan yang kedua program perubahan yang direncanakan ( Planed Cange )
Pada
cara pertama biayanya murah dan sederhana serta ditangani secara
cepat, di mana manajer akan memberikan reaksi setelah masalah terjadi.
Misalnya bila peraturan pemerintah baru mensyaratkan perusahaan untuk
mempunyai perlindungan terhadap kebakaran mungkin manajer membeli
alat-alat kebakaran.
Pendekatan
yang kedua atau juga disebut proses produktif, thomas dan Bennis
mendefinisikan perubahan yang direncanakan sebagai perencanaan dan
implementasi inovasi struktural, kebijaksanaan secara sengaja.
Pendekatan ini tepat bila keseluruhan atau sebagaian besar satuan
organisasi menyiapkan diri untuk menyesuaikan dengan perubahan.
Penolakan Terhadap Perubahan
Ada tiga sumber penolakan terhadap perubahan yaitu :
1. Ketidak pastian tentang akibat dan pengaruh perubahan
2. Ketidak pastian untuk melepaskan keuntungan-keuntungan yang ada
3. Pengetahuan akan kelemahan-kelemahan dalam perubahan yang diusulkan.
Peoses Pengelolaan Perubahan
Proses
perubahan harus mencakup dua gagasan dasar untuk mencapai kualifikasi
organisasi. Pertama ada retribusi kekuasaan dalam struktur organisasi,
kedua retribusi ini dihasilkan dari proses perubahan yang bersifat
pengembangan.
Pendekatan Perubahan Organisasi
Harold J. Leavitt menyatakan bahwa organisasi dapat diubah melalui pengubahan struktur, teknologi dan atau orang-orangnya.
Pendekatan Struktur
Pengubahan
struktur organisasi menyangkut modifikasi dan pengaturan sistem
internal, seperti acuan kerja, ukuran dan komposisi kelompok kerja,
sistem komunikasi, hubungan-hubungan tanggung jawab atau wewenang.
Pendekatan struktural dibagi menjadi tiga kelompok yang terdiri dari :
Pertama
melalui aplikasi prinsip-prinsip perancangan organisai klasik.
Pendekatan ini berusaha untuk memperbaiki penciptaan pembagian kerja
yang tepat dari tanggung jawab jabatan para anggota organisasi,
pengubahan rentang manajemen, deskripsi jabatan dan sebagainya.
Kedua
desentralisasi. Hal ini didasarkan pada penciptaan satuan-satuan
organisasi yang lebih kecil dan dapat berdiri sendiri dan memutuskan
perhatian pada kegiatan yang berorientasi tinggi. Hasilnya perbaikan
prestasi kerja. Ketiga modifikasi aliran kerja dalam organisasi.
Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa aliran kerja dan
pengelompokan keahlian yang tepat akan berakibat kenaikan produktifitas
secara langsung dan cenderung memperbaiki semangat dan kepuasan kerja.
Pendekatan Teknologi
Untuk
mremperbaiki prestasi F.W. Taylor dan pengikutnya mencoba menganalisa
dan memperbaiki interaksi-interaksi pada karyawan dan mesin-mesin untuk
meningkatkan efisiensi sehubungan dengan perubahan teknologi
adakalanya perubahan yang dilakukan ternyata sering tidak cocok dengan
struktur organisasi. Hal ini dapat menciptakan ketidak senangan dan
pemutusan hubungan diantara para anggota organisasi akibanya terjadi
penurunan produktifitas lebih banyak kecelakaan dan tingkat perputaran
karyawan yang tinggi.
Pendekatan Orang
Pendekatan
orang bermaksud untuk mengubah secara langsung perilaku karyawan
melalui pemusatan pada keterampilan sikap, prsepsi dan pengharapan
mereka, sehingga dapat melaksanakan tugas dengan efektif.
Konsep Pengembangan Organisasi
Salah
satu teknik pengembangan Organisasi adalah Grid OD yang didasarkan
atas kisi-kisi manajerial. R. Blake dan J. Mouton mengidentifikasikan
berbagai kombinasi perhatian terhadap produk dan orang. Enam tahap yang
perlu diperhatikan dari program Grid OD yaitu :
1. Latihan
2. Pengembangan tim
3. Pengembangan antar kelompok
4. Penetapan tujuan organisasi
5. Pencapaian tujuan
6. Stabilitas.
Manajemen Konflik ( Management Conflict )
Konflik
organisasi adalah perbedaan pendapat antara dua atau lebih anggota
organisasi atau kelompok, karena harus membagi sumber daya yang langka, atau aktivitas kerja dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, penilaian atau pandangan yang berbeda.
Perbedaan
antara konflik dengan persaingan ( kompetensi) terletak pada apakah
salah satu pihak dapat mencegah pihak lain dalam pencapaian tujuannya ?
kompetensi terjadi, apabila tujuan kedua belah pihak tidak sesuaim,
akan tetapi kedua belah pihak tidak dapat saling mengganggu. Sebagai
contoh dua bagian pemasaran komputer yang saling bersaing dalam satu
organisasi, dimana kedua bagian tersebit siapakah yang pertama mencapai
atau memenuhi keuota penjualan yang paling banyak.
Jenis-Jenis Konflik
Ada lima jenis ( tipe ) konflik dalam kehidupan organisasi yaitu :
1.
Konflik didalam individu :konflik ini timbul apabila individu merasa
bimbang terhadap pekerjaan mana yang harus dilakukannya, bila berbagai
permintaan pekerjaan saling bertentangan atau bila individu diharapkan
untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2.
Konflik antar individu dalam organisasi yang sama : konflik ini timbul
akibat tekanan yang berhubungan dengan kedudukan atau
perbedaan-perbedaan kepribadian.
3.
Konflik antar individu dan kelompok : konflik ini berhubungan dengan
cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh
kelompok kerja mereka, contohnya seseorang yang dihukum karena
melanggar norma-norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama.: adanya pertentangan kepentingan antar kelompok.
5. Konflik antar organisasi
6.
Akibat adanya bentuk persangingan ekonomi dalam sistem perekonomian
suatu negara. Konflik semacam ini diakui sebagai sarana untuk
mengembangkan produk baru, teknologi, jasa-jasa, harga yang lebih
rendah dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara lebih efisien.
Metode-Metode Pengelolaan Konflik
Metode Stimulasi Konflik
Metode
ini digunakan untuk menimbulkan rangsangan karyawan karena karyawan
pasif yang disebabkan oleh situasi dimana konflik terlalu rendah.
Rintangan semacam ini harus diatasi oleh manajer untuk merngsang
konflik yang produktif.
Metode
stimulasi konflik meliputi 1) pemasukan atau penempatan orang luar ke
dalam kelompok 2) penyusunan kembali organisasi 3) penawaran bonus,
pembayaran intensif dan penghargaan untuk mendorong persaingan 4)
pemilihan manajer-manajer yang tepat dan 5) perlakuan yang berbeda
dengan kebiasaan.
Metode Pengurangan Konflik
Metode
ini mengurangi permusuhan ( antagonis ) yang ditimbulkan oleh konflik
dengan mengelola tingkat konflik melalui pendinginan suasana” akan
tetapi tidak berurusan dengan masalah yang pada awalnya menimbulkan
konflik itu.
Metode
pertama adalah mengganti tujuan yang menimbulkan persaingan dengan
tujuan yang lebih bisa diterima kedua kelompok metode kedua
mempersatukan kelompok tersebut untuk menghadapi ancaman atau musuh
yang sama.
Metode Penyelesian Konflik
Metode
ini dapat terjadi melalui cara-cara 1) kekerasan ( Forcing) yang
bersifat penekanan otokratik 2) penenangan (smoolling ) yaitu cara yang
lebih diplomatis 3) penghindaran ( avoidance ) dimana manajer
menghindar untuk mengambil posisi yang tegas 4) penentuan melalui suara
terbanyak ( majority rule ) mencoba untuk menyelesaikan konflik antar
kelompok prosedur yang adil.
Konflik Struktural
1.
Konflik Hirarki, konflik yang terjadi diberbagai tingkatan organisasi.
Contoh konflik manajemen puncak dengan manajemen menengah, konflik
antar manajer dengan karyawan.
2.
Konflik Fungsional, konflik yang terjadim antar departemen fungsional
organisasi. Contoh konflik antar bagian produksi dengan bagian
pemasaran dengan bagian produksi dan sebagainya.
3. Konflik Linistaf konflik yang terjadi antar lini dengan staf karena ada perbedaan-perbedaan di antara keduanya.
4. Konflik Formalinformal, konflik yang terjadi antara organisasi formal dengan informal.
Konflik Lini Dan Staf
Bentuk
umum dari konflik organisasi adalah konflik antara para anggota lini
dan staf. Perbedaan ini memungkinkan para anggota lini dan staf untuk
melaksanakan tugas mereka masing-masing secara efektif.
Pandangan lini :
Para anggota lini berpendapat bahwa para anggota staf mempunyai empat keluarga
1. staf melampaui wewenang
2. staf tidak memberikan advis yang sehat
3. staf menumpang keberhasilan lini
4. staf mempunyai prespektif yang sempit
Pandangan staf
1. Lini tidak mau meminta bantuan staf pada waktu yang tepat
2. Lini menolak gagasan baru
3. Memberi wewenang yang terlalu kecil kepada staf
Penanggulangan Konflik Lini dan Staf
1. Penegasan tentang tanggung jawabnya
2. Pengintegrasian kegiatan-kegiatan
3. Mengajarkan lini untuk menggunakan staf
4. Mendapatkan pertanggung jawaban staf atas hasil-hasil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar