BAB III & IV 
PERENCANAAN
sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan
wartawarga.gunadarma.ac.id/.../teori-penetapan-tujuan-teori-hierarki-sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan
I.                   PROSES PERENCANAAN
·         Pengertian Perencanaan
Dalam manajemen, perencanaan
  adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk
  mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja  
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
  manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi 
lain—pengorganisasian,  pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat 
berjalan.Rencana dapat  berupa rencana informal atau rencana formal. 
Rencana informal adalah  rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan
 tujuan bersama anggota  suatu organisasi. Sedangkan rencana formal 
adalah rencana tertulis yang  harus dilaksanakan suatu organisasi dalam 
jangka waktu tertentu. Rencana  formal merupakan rencana bersama anggota
 korporasi, artinya, setiap  anggota harus mengetahui dan menjalankan 
rencana itu. Rencana formal  dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan 
menciptakan kesepahaman tentang  apa yang harus dilakukan.
·         Tujuan Perencanaan
Stephen Robbins dan Mary Coulter
  mengemukakan empat tujuan perencanaan. Tujuan pertama adalah untuk  
memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. 
 Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, 
 dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan  
untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan  
individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan,  
sehingga kerja organisasi kurang efesien.  Tujuan kedua adalah untuk  
mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia  
dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan
  efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk  
menghadapinya.Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan.  
Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih  
efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang  
manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat  
menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating
  adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa  
adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja  
perusahaan.Selain keempat hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan 
 adanya hubungan antara perencanaan dengan kinerja perusahaan.
·   Elemen Perencanaan
Perencanaan terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana itu sendiri (plan).
Sasaran adalah
  hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh organisasi.  
Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen membuat  
keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.
Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang dinyatakan (stated goals) dan sasaran riil. 
*Stated
  goals adalah sasaran yang dinyatakan organisasi kepada masyarakat 
luas.  Sasaran seperti ini dapat dilihat di piagam perusahaan, laporan  
tahunan, pengumuman humas, atau pernyataan publik yang dibuat oleh  
manajemen. Seringkali stated goals ini bertentangan dengan kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan stakeholder perusahaan.
*Sedangkan
  sasaran riil adalah sasaran yang benar-benar dinginkan oleh 
perusahaan.  Sasaran riil hanya dapat diketahui dari tindakan-tindakan 
organisasi  beserta anggotanya.Ada dua pendekatan utama yang dapat 
digunakan  organisasi untuk mencapai sasarannya. Pendekatan pertama 
disebut  pendekatan tradisional. Pada pendekatan ini, manajer puncak 
memberikan  sasaran-sasaran umum, yang kemudian diturunkan oleh 
bawahannya menjadi  sub-tujuan (subgoals) yang lebih terperinci. 
Bawahannya itu  kemudian menurunkannya lagi kepada anak buahnya, dan 
terus hingga  mencapai tingkat paling bawah. Pendekatan ini 
mengasumsikan bahwa  manajer puncak adalah orang yang tahu segalanya 
karena mereka telah  melihat gambaran besar perusahaan. Kesulitan utama 
terjadi pada proses  penerjemahan sasaran atasan oleh bawahan. 
Seringkali, atasan memberikan  sasaran yang cakupannya terlalu luas 
seperti "tingkatkan kinerja,"  "naikkan profit," atau "kembangkan 
perusahaan," sehingga bawahan  kesulitan menerjemahkan sasaran ini dan 
akhirnya salah mengintepretasi  maksud sasaran itu (lihat 
gambar).Pendekatan kedua disebut dengan management by objective atau MBO.
  Pada pendekatan ini, sasaran dan tujuan organisasi tidak ditentukan  
oleh manajer puncak saja, tetapi juga oleh karyawan. Manajer dan  
karyawan bersama-sama membuat sasaran-sasaran yang ingin mereka capai.  
Dengan begini, karyawan akan merasa dihargai sehingga produktivitas  
mereka akan meningkat. Namun ada beberapa kelemahan dalam pendekatan  
MBO. Pertama, negosiasi dan pembuatan keputusan dalam pendekatan MBO  
membutuhkan banyak waktu, sehingga kurang cocok bila diterapkan pada  
lingkungan bisnis yang sangat dinamis. Kedua, adanya kecenderungan  
karyawan untuk bekerja memenuhi sasarannya tanpa mempedulikan rekan  
sekerjanya, sehingga kerjasama tim berkurang. Ada juga yang bilang MBO  
hanyalan sekedar formalitas belaka, pada akhirnya yang menentukan  
sasaran hanyalah manajemen puncak sendiri. 
Rencana atau plan
  adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan.  
Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwa, dan  
tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan cakupan,  
jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya. Berdasarkan  
cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis dan rencana  
operasional. Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku di  
seluruh lapisan organisasi sedangkan rencana operasional adalah rencana 
 yang mengatur kegiatan sehari-hari anggota organisasi.Berdasarkan 
jangka  waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana jangka panjang 
dan  rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang umumnya didefinisikan
  sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun, rencana jangka pendek 
 adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu tahun. Sementara rencana
  yang berada di antara keduanya dikatakan memiliki intermediate time frame.Menurut
  kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan rencana 
 spesifik. Rencana direksional adalah rencana yang hanya memberikan guidelines
  secara umum, tidak mendetail. Misalnya seorang manajer menyuruh  
karyawannya untuk "meningkatkan profit 15%." Manajer tidak memberi tahu 
 apa yang harus dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini  
sangat fleksibel, namun tingkat ambiguitasnya tinggi. Sedangkan rencana 
 spesifik adalah rencana yang secara detail menentukan cara-cara yang  
harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Selain menyuruh karyawan untuk  
"meningkatkan profit 15%," ia juga memberikan perintah mendetail,  
misalnya dengan memperluas pasar, mengurangi biaya, dan  
lain-lain.Terakhir, rencana dibagi berdasarkan frekuensi penggunannya,  
yaitu single use atau standing. Single-use plans adalah rencana yang didesain untuk dilaksanakan satu kali saja. Contohnya adalah "membangun 6 buah pabrik di China atau "mencapai penjualan 1.000.000 unit pada tahun 2006." Sedangkan standing plans
  adalah rencana yang berjalan selama perusahaan tersebut berdiri, yang 
 termasuk di dalamnya adalah prosedur, peraturan, kebijakan, dan  
lain-lain.
II.             PENETAPAN TUJUAN
·         Misi dan Tujuan Organisasi 
Sebelum organisasi men entukan tujuannya, terlebih dulu menetapkan misi / maksud organisasi. Misi
  adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi.  
Sedangkan Misi organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang  
membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan  
mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar.
Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi sebagai :
-Suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk merealisasikan.
-Pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya.
 2 unsur penting tujuan adalah :
1.      Hasil-Hasil akhir yang diinginkan di waktu mendatang dengan mana
2.      Usaha-uasaha / kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan
Tujuan
  dapat berupa tujuan umum / khusus , tujuan akhir / tujuan antara.  
Tujuan Umum (tujuan strategic) secara operasioanal tidak dapat berfungsi
  sebelum dijabarkan terlebih dahulu kedalam tujuan-tujuan khusus yang  
lebih terperinci sesuai dengan jenjang manajemen, sehingga membentuk  
hirarki tujuan.
·         Berbagai Fungsi Tujuan Organisasi
Pedoman
  Bagi Kegiatan, melalui penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan  
datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi 
 mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan
- Sumber Legitimasi, akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan sumber daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya
- Standar Pelaksanaan, bila tujuan dilaksanakan secara jelas dan dipahami, akan memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan (prestasi) organisasi
- Standar Motivasi, berfungsi sebagai motivasi dan identifikasi karyawan yang penting. Dalam kenyataannya, tujuan organisasi sering memberikan insentif bagi para anggota
- Dasar Rasional Pengorganisasian, tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi
·         Managemen By Objective (MBO) oleh Peter Drucker :
Berkenaan
  dengan penetapan prosedur-prosedur formal yang dimulai dengan 
penetapan  tujuan dan dilanjutkan dengan serangkaian kegiatan (langkah) 
sampai  peninjauan kembali pelaksanaan kegiatan. Gagasan dasar MBO 
adalah bahwa  MBO merupakan proses partisipatif, secara aktif melibatkan
 manajer dan  para anggota pada setiap tingkatan organisasi.
Bidang pokok tujuan adalah : Posisi Pasar, Inovasi, Produktivitas, Sumber Daya Fisik Serta Keuangan.
MBO dapat dicapai melalui beberapa upaya untuk efektivitas dari program MBO (unsur evektifitas MBO) , yaitu :
- Pendidikan dan pelatihan bagai manajer
- Keterikatan antara tujuan pribadi dan tujuan organisasi
- Pelaksanaan umpan balik secara efektif
- Didorong adanya peserta dari bawahan
Keunggulan dari manajemen berdasarkan sasaran MBO adalah : Meningkatkan komunikasi antara manajer dan bawahan
Strategi
  program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan  
melaksanakan misinya. Rangkaian tujuan sebagai bagian proses MBO harus  
spesifik dan dapat diukur
Kekuatan Dan Kelemahan MBO
Kebaikan-kebaikan program MBO :
- Memungkinkan para individu mengetahui apa yang diharapkan dari mereka
- Membantu dalam proses perencanaan dengan membuat para manajer menetapakan tujuan dan sasaran
- Memperbaiki komunikasi antara manajer dan bawahan
- Membuat individu lebih memusatkan perhatiannya pada tujuan organisasi
- Membuat proses evaluasi lebih dapat disamakan melalui pemusatan pada pencapaian tujuan tertentu
Kelemahan-kelemahan MBO, mempunyai 2 katagori :
- Kelemahan-Kelemahan yang melekat (inherent) mencakup konsumsi waktu dan usaha yang cukup besar dalam proses belajar untuk menggunakan teknik-teknik MBO, serta meningkatkan banyaknya kertas kerja
- Menyangkut masalah pokok yang harus dikendalikan agar program MBO sukses :
- Gaya dan dukungan manajemen
- Penyesuaian dan perubagan MBO
- Keterampilan- Keterampilan antar pribadi
- Deskripsi jabatan
- Penetapan dan pengorganisasian tujuan
- Pengawasan metoda pencapaian tujuan
- Konflik anatara kreativitas dan MBO
III.             PEBUATAN KEPUTUSAN
·         Tipe-Tipe Tujuan & Keputusan
Klasifikasi tujuan dari Penow bagi organisasi pada umumnya dibedakan menjadi 5 tujuan menurut “sudut pandangan mereka yang berkepantingan” , yaitu :
- Tujuan Kemasyarakatan (Societal Goals), berkenaan dengan kelas-kelas organisasi luas yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat
- Tujuan Keluaran (Output Goals), berkenaan dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen. Contoh : barang- barang konsumen, jasa-jas bisnis
- Tujuan Sistem (System Goals), cara pelaksanaan fungsi organisasi tidak tergantung pada barang / jasa yang diproduksi / tujuan yang diambil
- Tujuan Produk (Product Goals) / Tujuan Karakteristik Produk, berbagai karakteristik barang- barang / jasa-jasa produksi
- Tujuan Turunan (Derived Goals), tujuan digunakan organisasi untuk meletakkan kekuasaanya dalam pencapaian tujuan lain
·         Proses Pembuatan Tujuan
Merupakan
  usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan
  yang akan dilaksanakan organisasi. 6 Unsur dasar yang melatarbelakangi
  penetapan tujuan organisasi adalah :
- Barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat memberikan berbagai manfaat, paling sedikit sama dengan harganya
- Barang dan jasa dapat memuaskankebutuhan konsumen/ langganan
- Teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang dan jasa dengan biaya dan kualitas bersaing
- Kerja keras dan dukungan seluruh sumber dayanya, organisasi dapat beroperasi dengan baik
- Pelayanan manajemen akan memberikan public image yang mengguntungkan, sehingga mereka bersedia menanamkan modal dan menyumbangkan tenaganya untuk membantu sukses organisasi
- Perusahaan mempunyai konsep diri (self concept) yang dapat dikomunikasikan dan ditularkan kepada para karyawan dan pemegang saham organisasi.
·         Bidang-Bidang Tujuan
Peter Drucker dan GE, mengidentifikasikan 8 bidang pokok di mana perusahaan harus menetapkan tujuan :
- Posisi Pasar
- Produkivitas / Efesiensi, adalah rasio antara masukkan (tenaga kerja, peralatan dan keuangan) dengan keluaran organisasi
- Sumber Daya Phisik dan Keuangan, tujuan harus ditetapkan dengan memperhatikan mesin dan peralatan serta penyediaan bahan baku
- Profitabilitas
- Inovasi
- Prestasi dan Sikap Karyawan
- Prestasi dan Pengembangan Manajer
- Tanggung Jawab Sosial dan Publik
·         Kebutuhan Penyeimbangan Tujuan
Hampir
  semua organisasi mempunyai serangkaian tujuan yang berganda untuk  
memnihi permintaan “trade off” dari berbagai pihak berkepentingan yang  
terlibat dalam operasi organisasi. Akibatnya, sering menimbulkan konflik
  antara pihak-pihak tersebut. Dalam proses pencapaian tujuan, manajemen
  harus menentukan keseimbangan / campuran optimum tujuan-tujuan dam  
memadukan berbagai kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam  
organisasi.
·         Perumusan Tujuan
Tujuan
  dirumuskan dengan mempertimbangkan seluruh kekuatan yang terlibat 
dalam  operasi organisasi. Perumusan tujuan merupakan Hasil usaha 
perpaduan  untuk memuaskan semua pihak / himpunan berbagai tujuan 
individu dan  organisasi.
Agar perumusan tujuan efektif manajer perlu memperhatikan beberapa ketentuan sebagao berikut :
- Proses perumusan tujuan hendaknya melibatkan individu-individu yang bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan
- Manajer puncak (sebagai perumus tujuan umum) hendaknya bertanggung jawab untuk menurunkan tujuan-tujuan pada tingkatan yang lebih rendah
- Tujuan harus realistic, diselaraskan dengan lingkungn internal dan eksternal
- Tujuan harus jelas, beralasan dan bersifat menantang anggota organisasi
- Tujuan umum hendaknya dinyatakan secara sederhana agar mudah dipahami dan diingat oleh pelaksana
- Tujuan bidang fungsional organisasi harus konsisten dengan tujuan umum
- Manajemen harus selalu meninjau kembali tujuan telah ditetapkan
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar