BAB VII (Wewenang, Delegasi, dan Sentralisasi)
I.PENGERTIAN  WEWENANG, KEKUASAAN DAN PENGARUH  
Wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Wewenang merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari atasan ke bawahan dalam suatu organisasi.
Dua pandangan yang  saling berlawanan tentang sumber wewenang, yaitu:
1. Teori formal (pandangan klasik) 
Wewenang  merupakan anugrah, ada karena seseorang diberi atau dilimpahi hal  tersebut.Beranggapan bahwa  wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang tinggi. Jadi pandangan ini menelusuri  sumber tertinggi dari wewenang ke atas sampai sumber terakhir, dimana  untuk organisasi  perusahaan adalah pemilik atau pemegang saham.
2.Teori penerimaan (acceptance theory of  authority)
Wewenang timbul hanya jika dapat diterima oleh kelompok atau  individu kepada siapawewenang tersebut  dijalankan. Pandangan ini menyatakan kunci dasar wewenang oleh yangdipengaruhi  (influencee)  bukan yang mempengaruhi (influencer). Jadi, wewenang tergantung pada penerima (receiver), yang memutuskan untuk  menerima atau menolak.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk  mempengaruhi individu, kelompok, keputusan ataukejadian.  Wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa  wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi.
Pengaruhnya adalalah Kekuasaan  sering dicampur adukkan dengan wewenang, padahal keduanya berbeda. Bila wewenang  adalah hak untuk melakukan sesuatu, maka kekuasaan adalah kemampuan  untuk melakukan hak tersebut.
II. STRUKTUR LINI DAN STAFF
- Organisasi Lini
Semua
  organisasi mempunyai sejumlah fungsi-fungsi dasar yang harus  
dilaksanakan. Organisasi perusahaan biasanya memiliki tiga fungsi dasar,
  yakni produksi (manufacturing atau operasi), pemasaran, dan  keuangan. Fungsi-fungsi dasar tersebut dilaksanakan oleh semua  organisasi, baikmanufacturer,
 pedagang eceran, perusahaan jasa,  ataupun perusahaan nirlaba. 
Fungsi-fungsi tersebut biasanya disusun  dalam suatu organisasi lini di 
mana rantai perintah adalah jelas dan  mengalir kebawah melalui 
tingkatan manajerial.
- Organisasi Lini dan Staf
Staf
  merupakan individu atau kelompok (terdiri dari para ahli) dalam 
stuktur  organisasi yang fungsi utamanya memberikan saran dan pelayanan 
kepada  fungsi lini. Karyawan staf atau staf departemen tidak secara 
langsung  terlibat dalam kegiatan utama organisasi atau departemen. 
Sebagai  contoh, staf spesialis pemeliharaan tidak menciptakan produk, 
menjual,  dan mengelola keuangan.
Beberapa
  alasan mengapa organisasi perlu membedakan antara-antara kegiatan lini
  dan staf. Pertama, karena kegiatan-kegiatan lini mencerminkan 
pekerjaan  pokok organisasi. Manajemen puncak harus secara khusus 
memperhatikan  kebutuhan integritas dan pengaruh departemen-departemen 
tersebut.
Kedua,
  pengetatan yang harus dibuat organisasi dalam waktu krisis sangat  
ditentukan oleh pilihan tehadap departemen lini atau staf. Sebagai  
contoh, suatu perusahaan yang sedang mengalami penurunan permintaan  
produknya cenderung melakukan pengetatan terutama pada departemen lini. 
 Di lain pihak, jika permintaan tetap kuat tetapi organisasi perlu  
menekan biaya, maka pengetatan lebih cenderung dilakukan pada departemen
  staf.
Ada
 dua  tipe staf, yaitu staf pribadi dan staf spesialis. Staf pribadi 
dibentuk  untuk memberikan saran, bantuan dan jasa kepada seorang 
manajer. Staf  pribadi kadang kala disebut sebagai asisten atau asisten 
staf yang  tugasnya biasanya generalis.
Sedangkan
  staf spesialis memberikan saran, konsultasi, bantuan, dan melayani  
seluruh lini dan unsur organisasi. Disebut staf spesialis karena  
fungsinya sempit atau khusus dan membutuhkan keahlian khusus.III. WEWENANG LINI STAFF DAN FUNGSIONAL
- Wewenang Lini
Wewenang  lini (line authority) adalah
 wewenang di mana atasan  melakukannya atas bawahannya langsung. Ini 
diwujudkan dalam wewenang  perintah dan secara langsung tercermin 
sebagai rantai perintah, serta  diturunkan ke bawah melalui tingkatan 
organisasi.
- Wewenang Staf
Wewenang  staf (staff authority) adalah
 hak yang dimiliki oleh  satuan-satuan staf atau para spesialis untuk 
menyarankan, memberi  rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia 
lini. Ini tidak  memberikan wewenang kepada anggota staf untuk 
memerintah lini  mengerjakan kegiatan tertentu.
- Wewenang Staf Fungsional
IV. DELEGASI WEWENANG 
Delegasi adalah  pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada orang lain untuk  melaksanakan kegiatan tertentu.
Delegasi  wewenang adalah proses dimana para manajer mengalokasikan wewenang  kebawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya.
Empat  hal yang terjadi saat delegasi diakukan;
- Pendelagisian  menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan.
- Pendelegasian melimpahkan wewenang yang  diperlukan untuk mencapai tujuan atau tugas
- Penerimaan delegasi menimbulkan kewajiban dan  tanggung jawab.
- Pendelegasi menerima pertanggungjawaban dari  bawahan untuk hasil yang dicapai.
Alasan-alasan  pendelegasian
- Pendelegasian memungkinkan manajer untuk  mencapai hasil yang lebih baik dari pada mereka menangani sendiri.
- Delegasi dari atasan kepada bawahan adalah  proses yang diperlukan agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien.
- Delegasi memungkinkan manajer untuk memusatkan  tenaganya untuk tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
- Delegasi memungkinkan bawahan untuk berkembang  dan dapat digunakan alat untuk belajar dari kesalahan.
- Delegasi
 dibutuhkan karena manajer tidak selalu  mempunyai semua pengetahuan 
yang dibutuhkan untuk membuat keputusan dan  tidak selalu memahami 
masalah yang lebih terperinci. Sehingga dibutuhkan  organ yang serendah 
mungkin untuk menangani masalah yang makin rinci  dimana terdapat cukup 
kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya.
Beberapa  Pedoman Klasik yang dapat Dijadikan Dasar untuk Delegasi efektif
- Prinsip saklar
Dalam
 proses  pendelegasian harus ada garis wewenang yang jelas mengalir 
setingkat  demi setingkat dari tingkatan paling atas ke tingkatan paling
 bawah.  Garis wewenang yang jelas akan membuat lebih mudah bagi setiap 
organ  untuk mengetahui kepada siapa dia dapat mendelegasikan, dari 
siapa dia  akan menerima delegasi, dan kepada siapa dia harus 
bertanggung jawab.
Dalam
 pembuatan garis wewenang dibutuhkan  delegasi penuh, yang berarti bahwa
 semua tugas organisasi harus dibagi  habis. Supaya di organisasi 
terhindar dari terjadinya;
- gaps, yaitu tugas yang  tidak ada penanggung jawabnya .
- overlaps, tanggung jawab atas  tugas yang diberikan kepada lebih dari satu orang individu.
- Splits, tanggung jawab atas  tugas yang sama diberikan kepada lebih dari satu satuan organisasi.
Apabila ini terjadi akan menimbulkan kebalauan  wewenang dan akuntabilitas.
- Prinsip kesatuan perintah
Prinsip
 ini menyatakan bahwa setiap bawahan di  organisasi seharusnya melapor 
hanya kepada seorang atasan. Dengan  prinsip ini maka membuat setiap 
organ yang diberi tugas akan lebih mudah  untuk memberi 
pertanggungjawaban atas tugasnya.
- Tanggung jawab, wewenang, dan akuntabilitas
Prinsip ini menyatakan  bahwa;
- Tanggung
 jawab untuk tugas-tugas tertentu  diberikan ke tingkatan organisasi 
yang paling bawah dimana didapatkan  cukup kemampuan dan informasi agar 
tercipta keefisienan sumber daya  organisasi.
- Setiap organ didalam organisasi harus dilimpahi  wewenang agar organisasi dapat lebih efektif.
- Manajer harus mempertanggungjawabkan tugas-tugas  bawahannya disamping mempertanggunjawabkan tugasnya sendiri.
Beberapa  Alasan Kegagalan Manajer dalam Mendelegasikan Tugas :
1. Manajer merasa lebih bila mereka tetap  mempertahankan hak pembuatan keputusan.
2. Manajer
 takut akan resiko kegagalan  bawahannya dalam melaksanakan tugasnya 
atau manajer kurang percaya akan  kemampuan anak buahnya.
3. Manajer merasa bahwa bawahan lebih senang  tidak mempunyai hak pembuatan keputusan yang luas.
4. Manajer takut bila bawahan menjalankan  tugasnya secara efektif sehingga posisinya sendiri akan terancam.
5. Manajer tidak memiliki kemampuan  manajerial untuk menjalankan tugasnya.
Beberapa  Alasan Bawahan Tidak Bersedia Menerima Delegasi
1. Dengan
 menerima delegasi maka bawahan  menerima tanggung jawab dan 
akuntabilitas baru. Kadang para bawahan  beranggapan lebih mudah 
menyeesaikan masalah dengan melimpahkan kepada  manajer dari pada 
ditangani sendiri.
2. Bawahan merasa takut akan kesalahan yang  dibuat dalam melaksanakan delegasi sehingga mereka akan menerima kritik.
3. Kurangnya rasa percaya diri dari para  bawahan dan merasa tertekan apabila dilimpahi wewenang.
Penanggulangan Hambatan Dalam Delegasi
Louis Allen  mengemukakan beberapa teknik kusus untuk membantu manajer melaksanakan  delegasi efektif.
1. Tetapkan tujuan
Bawahan diberi maksud  dan tujuan akan pentingnya tugas-tugas yang didelegasikan kepada mereka.
2. Tegaskan tanggung jawab dan wewenang
Bawahan
  harus diberi informasi yang jelas tentang apa yang harus mereka  
pertanggung jawabkan dan mana saja yang ditempatkan di bawah  
wewenangnya.
3. Berikan motivasi kepada bawahan
Manajer  dapat memberi dorongan kepada bawahan melalui perhatian akan kebutuhan  dan tujuan mereka yang sensitif.
4. Meminta penyelesaian kerja
Manajer  harus meminta ketuntasan kerja dari para bawahan.
5. Berikan latihan
Manajer perlu  mengarahkan bawahan untuk mengembangkan peaksanaan kerjanya.
6. Adakan Pengawasan yang memadai
Sistim
 pengawasan  terpercaya seperti laporan mingguan dibuat agar manajer 
tidak perlu  mneghabiskan dengan waktunya dengan memeriksa pekerjaan 
bawahan terus  menerus.V. SENTRALISASI VERSUS DESENTRALISASI
Desentralisasi adalah
  konsep yang lebih luas dan berhubungan dengan seberapa jauh manajemen 
 puncak mendelegasikan wewenang ke bawah ke divisi-divisi , 
cabang-cabang  atau satuan-satuan organisasi tingkat lebih bawah 
lainnya.
Sentralisasi  adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas suatu  organisasi.
Keuntungan-keuntungan
 desentralisasi adalah sama  dengan keuntungan-keuntungan delegasi, 
yaitu mengurangi beban manajer  puncak, memperbaiki pembuatan keputusan 
karena dilakukan dekat dengan  permasalahan, meningkatkan latihan, moral
 dan inisiatif menejemen bawah,  dan membuat lebih fleksibel dan lebih 
cepat dalam pembuatan keputusan.
Faktor-faktor  yang mempengaruhi derajat desentralisasi
1. Filsafat
  manajemen. Banyak manajer puncak yang menginginkan pengawasan pusat  
yang kuat sehingga mempengaruhi kesediaan manajemen untuk mendelegasikan
  wewenangnya.
2. Ukuran
  dan tingkat pertumbuhan organisasi. Organisasi tidak mungkin efisien  
bila semua wewenang pembuatan keputusan ada pada satu atau beberapa  
manajer pusat saja.Suatu organisasi yang tumbuh besar akan cenderung  
meningkatkan desentralisasi.
3. Strategi
 dan lingkungan  organisasi. Strategi organisasi akan mempengaruhi tipe 
pasar, lingkungan  teknologi, dan persaingan yang harus dihadapinya.
4. Penyebaran
  geografis organisasi. Semakin menyebarnya satuan-satuan organisasi  
secara geografis , organisasi akan cenderung melakukan desentralisasi  
karena pembuatan keputusan akan sesuai dengan kondisi lokal  
masing-masing.
5. Tersedianya
  peralatan pengawasan yang efektif. Organisasi yang kekurangan 
peralatan  efektif untuk pengawasan akan cenderung melakukan 
sentralisasi jika  manajemen tidak dapat memonitor bawahannya dengan 
mudah.
6. Kualitas  manajer. Desentralisasi memerlukan banyak manajer yang berkualitas  karena mereka harus mambuat keputusan sendiri.
7. Keaneka-ragaman
  produk dan jasa. Makin beranekaragam produk yang ditawarkan, 
organisasi  cenderung melakukan desentralisasi, dan semakin tidak 
beranekaragam  lebih cenderung melekukan sentralisasi.
8. Karakteristik-karakteristik
  organisasi lainnya, seperti biaya dan resiko yang berhubungan dengan  
pembuatan keputusan, sejarah pertumbuhan organisasi, kemampuan manajemen
  bawah, dan sebagainya.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar